Kamis, 04 Januari 2018

Jalur Pendakian Gunung Leuser di Aceh

jalur pendakian gunung leuser

Gunung Leuser merupakan gunung tertinggi di Provinsi Aceh, ketinggian puncak tertingginya mencapai 3.404 mdpl. Letaknya berada di perbatasan antara Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya dan Kabupaten Gayo Lues, merupakan bagian dari gugusan pegunungan Bukit Barisan yang membentang di sepanjang pulau Sumatera, juga masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang dikenal sebagai salah satu paru-paru dunia.



Gunung Leuser memiliki panorama alam yang cantik nan jelita, gagah nan perkasa, elok nan indah. Namun, sedikitnya informasi tentang kekayaan alam gunung Leuser menjadikannya tidak begitu populer di kalangan para pendaki. Padahal saat menjamahinya, kamu akan melihat segala keindahan alam yang kamu dambakan, baik berupa bentangan alam, kehidupan berbagai hewan atau bermacam tumbuhan yang unik.


Jalur Pendakian Gunung Leuser Dilengkapi Dengan Estimasi Biaya dan Waktu



Puncak gunung Leuser berjumlah tiga, yaitu puncak Leuser, puncak Loser dan puncak Tanpa Nama. Sedangkan puncak tertingginya adalah puncak Tanpa Nama, setinggi 3.404 mdpl. Untuk mencapainya, ada dua jalur yang bisa kamu pilih, di antaranya adalah jalur dari arah utara (Desa Kedah) dan jalur dari arah selatan.

Namun, jalur dari arah selatan sangat jarang digunakan oleh para pendaki. Sebab, jalur satu ini memiliki jarak tempuh yang sangat panjang dan track yang sangat sadis nan terjal. Oleh karenanya, para pendaki lebih senang menggunakan jalur sebelah timur yang dimulai dari Desa Kedah dan jarak tempuh rata-rata adalah 16 hari (naik-turun).

Ketentuan dan Syarat Pendakian Gunung Leuser

Buat kamu yang hendak melakukan petualangan di gunung Leuser, menikmati setiap keindahannya, menggeluti track hebatnya atau menjumpai setiap tanaman dan hewan di sana. Sebaiknya mengetahui segala ketentuan-ketentuan pendakian gunung Leuser di bawah ini.

1. Paling lambat, membooking tiket masuk adalah sebulan sebelum tanggal pendakian

2. Buat para mahasiswa, pelajar atau akademi organisasi, sebaiknya membawa surat permohonan dari universitas, sekolah atau organisasi, dan disampaikan kepada Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang kemudian akan disampaikan kepada Kodim 0113 Gayo Lues dan Polres Gayo Lues

3. Melengkapi surat-surat administrasi berupa kartu identitas yang difoto copy menjadi 4 lembar, dan disampaikan berbarengan dengan surat permohonan kepada Balai Besar TNGL, sehingga nantinya akan dijadikan arsip Leuser Mentalu

4. Menyerahkan SIMAKSI kepada Balai Besar TNGL yang dibuat di Seksi Pengelolaan TNGL wilayah lll, Kota Blangkerjen, Gayo Lues

5. Menyerahkan surat keterangan sehat yang dibuat di dokter

6. Setiap pendaki perorangan atau rombongan diwajibkan untuk menyewa jasa guide, hal ini untuk menjaga keselamatan. Sebab, TNGL merupakan tempat perlindungan bagi Harimau Sumatera

Untuk informasi lebih detail dan lanjut, sebaiknya kamu menghubungi Balai Besar TNGL di nomor 061-7872919 atau menghubungi salah satu porter di sana, yaitu Mr. Jali di nomor 0813-6229-1844. Juga kamu bisa membuka website resmi TNGL di www.gunungleuser.or.id

Estimasi Biaya Pendakian Gunung Leuser

Salah satu hal yang harus dipertimbangkan saat kamu hendak melakukan pendakian di gunung Leuser adalah masalah biaya. Sebaiknya melakukan pendakian dalam rombongan, agar lebih murah, idealnya 4-5 orang. Sementara, kocek yang harus kamu rogoh adalah Rp. 4-5 juta per orang (catatan: perjalanan dimulai dari Jakarta)

Transportasi Menuju Desa Kedah

Tujuan awal kita adalah kota Medan. Setelah sampai di kota Medan, kita dapat menggunakan mobil jenis L300 milik PO. BTN atau PO. Karsimana menuju Desa Kedah, lama perjalanan sekitar 1 hari di dalam mobil.


Jalur Pendakian Gunung Leuser

Desa Kedah - Sinnebuk Green (1 jam)

Perjalanan biasanya dimulai dari desa Kedah atau rumah porter yang menemani rombonganmu. Di awal perjalanan, kamu akan menemukan medan berupa tanah setapak, pemandangan berupa bentangan perkebunan milik penduduk setempat. Hingga akhirnya harus menyebrangi sungai dan mulai memasuki hutan yang tidak terlalu rapat.

Setelah berjalan sekitar 1 jam, maka kamu akan sampai di Sinnebuk Green yang merupakan sebuah kawasan yang di dalamnya terdapat 5 buah bangunan yang bisa kamu gunakan untuk berteduh dan beristirahat. Baik saat naik gunung atau saat menuruninya.

Sinnebuk Green - Tobacco Hut (4 jam)

Perjalanan menuju Tobacco Hut akan mengantarkanmu kepada tanjakan-tanjakan yang akan menguras tenaga dan menguji mental, serta kita harus melipiri sungai. Mendekati pos Tobacco Hut, kita akan dihadapkan dengan tanjakan sadis, para penduduk menamai tanjakan tersebut dengan nama tanjakan Pantat.

Pos Tobacco Hut sendiri ditandai dengan adanya bentangan kebun tembakau milik penduduk dan terdapat sebuah bangunan berbentuk panggung yang bisa kita gunakan untuk beristirahat. Menurut penuturan masyarakat sekitar, Tobacco Hut dahulu merupakan medan perang saat konflik Aceh terjadi.

Tobacco Hut - Simpang Angkasan (5 jam)

Beranjak dari Tobacco Hut kita akan menaiki dan menuruni beberapa tebing, hingga akhirnya kita akan sampai di Pintu Rimba, batas vegetasi, memasuki hutan lebat di gunung Leuser. Setelah melewati pintu rimba, selang beberapa waktu, maka kita akan sampai di Simpang Angkasan, sebuah persimpangan yang akan mengantarkanmu pada Puncak Angkasan.

Simpang Angkasan - Camp I (1 jam)

Di awal pendakian menuju Camp l, keadaan track masih menanjak namun tidak terlalu terjal, vegetasi sangat rapat, karena udara di sini sangat lembab, kamu dapat melihat pemandangan pohon-pohon yang diselimuti lumut, khas hutan hujan tropis pada umumnya.

Namun saat mendekati Camp l, jalanan semakin mananjak nan terjal, menguji mental dan nyali. Setelah berjalan sekitar 1 jam dari Simpang Angkasan, maka kamu akan sampai di Camp l.

Pada umumnya, para pendaki menjadikan Camp l sebagai tempat mendirikan tenda di malam pertama pendakian mereka. Sebab, areanya cukup luas, mungkin dapat menampung 10 tenda. Serta, di sana juga kamu dapat menemukan sumber air untuk mengisi perbakalan minum.

Camp 1 - Puncak Angkasan (4 jam)

Selepas Camp l, vegetasi kembali menjadi sangat rapat, udara sangat lembab, terlebih bila kamu melakukan pendakian di musim hujan. Setelah berada di tengah perjalanan menuju Puncak Angkasan, track pendakian akan semakin sadis dan ekstrim, jalur sangat sempit, diapit oleh jurang di sebelah kanan dan kiri, ditambah dengan kehadiran ranting-ranting pohon yang menghalangi jalur, menambah tingkat kesulitan saat melewatinya.

Setelah bergelut dengan track selama 4 jam, maka kita akan sampai di Puncak Angkasan yang merupakan satu dari empat puncak yang harus dilewati sebelum mencapai puncak gunung Leuser. Area di puncak Angkasan cukup luas, mungkin mampu menampung 4 tenda. Bila cuaca sedang cerah, maka dari sini kamu dapat melihat penampakan puncak Leuser di kejauhan.

Puncak Angkasan - Kayu Manis I (2 jam)

Beranjak dari Puncak Angkasan, kamu akan menuruni gunung, track turun yang tidak terlalu terjal, vegetasi masih sangat tertutup, pemandangan berupa pohon-pohon besar yang diselimuti oleh lumut. Perjalanan dari Puncak Angkasan menuju Kayu Manis l membutuhkan waktu sekitar 2 jam.

Kayu Manis I - Kayu Manis II (2 jam)

Selepas Kayu Manis l, perjalanan akan mengantarkan kita pada beberapa bukit yang harus dinaiki dan dituruni. Mendekati Kayu Manis ll, jalur terkesan tertutup oleh ilalang-ilalang yang tumbuh cukup tinggi, membuat jalan tidak terlihat begitu jelas. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 2 jam.

Kayu Manis II - Kayu Manis III (1 jam)

Setelah melewati Kayu Manis ll, jalanan akan menurun kemudian menanjak drastis. Berjalan sekitar 1 jam, kamu akan sampai di pos Kayu Manis lll yang merupakan puncak sebuah bukit, memiliki pemandangan yang cukup terbuka dan areanya cukup luas, mungkin mampu menampung 5 tenda.

Kayu Manis III - Lintasan Badak (2 jam)

Menuju Lintasan Badak, berbagai rintangan akan menghadang perjalananmu, di antaranya adalah jalur menurun tajam nan licin karena ditumbuhi oleh lumut, beberapa pohon besar yang rubuh menghalangi jalan dan tumbuhan rotan yang kadang menghalangi jalanan, membuat kita harus berhati-hati agar tidak tersandung olehnya.

Setelah berjalan sekitar 2 jam, maka kita akan sampai di Lintasan Badak yang merupakan sebuah lahan terbuka dan tidak terlalu luas.

Lintasan Badak – Papanji (3 jam)

Selepas pos Lintasan Badak, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi track-track terjal, naik-turun punggungan gunung, vegetasi masih sangat tertutup. Hal yang perlu kamu waspadai adalah jalur pendakian yang tidak jelas, harus sangat teliti agar tidak tersesat.

Selain itu, perjalanan menuju Pos Papanji pun akan membawamu pada Hutan Papanji yang merupakan habitat Harimau Sumatera, para penduduk menuturkan bahwa masih seringnya terlihat hewan langka tersebut di hutan Papanji. Jadi, alangkah baiknya bila tidak sendirian saat melintasi hutan Papanji.

Setelah berjalan sekitar 3 jam, maka kamu akan sampai di pos Papanji, sebuah area yang cukup sempit. Di sini kamu dapat menemukan sumber air berupa sebuah genangan besar. Sebaiknya tidak mengambil air pada waktu sore dan pagi, karena waktu-waktu tersebut merupakan jam-jam Harimau Sumatera mencari minum.

Papanji - Blangbeke

Awal perjalanan menuju Blangbeke, kamu akan menaiki dan menuruni punggungan gunung, vegetasi masih rapat. Saat mendekati pos Blangbeke, maka kamu akan menjumpai padang rumput yang luas, medan berupa bebatuan vulkanik. Konon, di lintasan ini sering terlihat bekas kaki Harimau Sumatera yang menggambarkan bahwa hewan tersebut sering berlalu lalang di kawasan ini.

Pos Blangbeke berada di tengah padang rumput yang luas, sangat nyaman saat berada di sini, terlebih di sini kamu dapat menemukan sumber air, berupa sumur yang sengaja digali. Namun saat musim kemarau, kemungkinan besar sumur ini akan kering.

Blangbeke - Camp Alas

Perjalanan dari Blangbeke menuju Camp Alas akan melewati 3 aliran sungai Alas, ketinggian sungai-sungai tersebut tidaklah terlalu tinggi. Namun, airnya yang sangat dingin mampu membuat kaki terasa beku dan bebatuan untuk berpijak terasa sangat licin, membuat kita harus berhati-hati saat menyebrangi sungai tersebut.

Bila terjadi hujan besar, maka akan terjadi banjir bandang di sungai terakhir, membuat kita harus menunggu hingga air surut.

Setelah melewati sungai terakhir, maka kita akan sampai di Camp Alas yang memiliki area cukup luas, berupa hamparan rumput. Banyak para pendaki yang menjadikannya sebagai tempat mendirikan tenda. Sebab, selain areanya yang luas, kamu pun dapat menemukan sumber air yang melimpah ruah, berupa aliran sungai Alas.

Camp Alas - Kuta Panjang

Selepas Camp Alas, sebelum menyebrangi hutan pohon Perdu, medan masih berupa padang rumput. Sementara, pohon-pohon Perdu akan menemanimu hingga sampai di pos Kuta Panjang yang merupakan puncak sebuah bukit, memiliki pemandangan yang sedikit terbuka.

Kuta Panjang - Kolam Badak

Setelah melewati pos Kuta Panjang, maka kamu akan menuruni bukit, yang kemudian akan menanjak kembali, melipir punggungan pegunungan, masuk ke dalam hutan, hingga akhirnya sampai di pos Kolam Badak yang merupakan sebuah danau besar. Konon, di sini sering ditemukan gerombolan badak Sumatera yang mencari air di danau tersebut.

Kolam Badak - Bivak I

Menuju pos Bivak l, keadaan medan tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, vegetasi rapat dan beberapa pohon tumbang menghadang perjalananmu. Mendekati pos Bivak l, kita akan melintasi sebuah padang rumput yang cukup luas.

Sedangkan pos Bivak l merupakan area yang cukup terbuka, pepohonan di sini didominasi oleh pohon perdu. Pada umumnya, para pendaki akan sampai di pos Bivak l di hari pendakian ke-6 atau ke-7.

Bivak l - Camp Putri

Perjalanan menuju Camp Putri akan mengantarkanmu pada medan yang tidak terlalu menanjak. Namun kamu perlu berhati-hati karena di sebelah kanan jalur merupakan jurang yang curam, serta di sini sering turunnya kabut yang kadang menghalangi jarak pandang.

Sesampainya di Camp Putri, kamu akan disuguhi oleh sajian pemandangan yang sangat mengagumkan, berupa gugusan puncak-puncak gunung Leuser. Dekat di mata, jauh di kaki.

Camp Putri - Bivak Kaleng

Selepas Camp Putri, jalur akan menurun, menyebrangi punggungan gunung Bivak. Setelahnya, maka kita akan sampai di pos Bivak Kaleng yang dahulu, di jaman penjajahan Belanda, merupakan tempat ngedrop makanan bagi tentara Belanda.

Bivak Kaleng - Bivak Batu

Setelah melewati pos Bivak Kaleng, track akan menanjak tajam, pemandangan masih didominasi oleh pepohonan perdu, sedangkan di sebelah kanan jalur merupakan jurang yang menganga nan dalam.

Pos Bivak Batu merupakan area yang cukup luas, berada di atas lembah pegunungan, menyajikan pemandangan alam yang sangat indah. Di kejauhan, terlihat puncak Loser yang mengintip di balik sebuah bukit.

Bivak Batu - Simpang Tanpa Nama

Perjalanan menuju pos Simpang Tanpa Nama, kamu akan melewati 2 aliran sungai yang kecil, masing-masing sungai bernama Krueng Kruet l dan Krueng Kruet ll. Sementara jalur di sini terasa lebih landai dari sebelumnya dan vegetasi masih sangat tertutup.

Pos Simpang Tanpa Nama merupakan sebuah persimpangan jalan, jalur sebelah kiri akan mengantarkanmu menuju Puncak Tanpa Nama dan jalur sebelah kanan akan mengantarkanmu menuju Puncak Leuser dan Loser.

Simpang Tanpa Nama - Puncak Loser

Di tengah perjalanan menuju Puncak Loser, kamu akan melewati pos Lapangan Bola yang merupakan sebuah padang yang sangat luas, berkontur tanah kering dan padat. Uniknya di sepanjang perjalanan, kamu akan melihat bebatuan vulkanik yang memiliki berbagai ukuran, mulai dari ukuran kecil hingga besar.

Sementara, selepas pos Lapangan Bola, maka tingkat kemiringan jalur akan meningkat lebih menanjak. Meski sudah berada di ketinggian, namun bekas kaki Harimau Sumatera masih sering terlihat di sepanjang jalur.

Puncak Loser - Puncak Leuser

Perjalanan menuju puncak Leuser bisa dibilang sebuah perjalanan ekstrim, dimana jalur dihiasi oleh kerikil-kerikil kecil dan kabut sering turun menghalangi jarak pandang. Serta tingkat kemiringan track pun tidak kalah dalam menyiksa kita saat hendak mencapai puncak Leuser.

Simpang Tanpa Nama - Puncak Tanpa Nama

Puncak Tanpa Nama merupakan puncak tertinggi di gunung Leuser, namun puncak satu ini kalah populer, di kalangan para pendaki, oleh puncak Loser dan puncak Leuser. Puncak satu ini berbentuk seperti perahu terbalik, memiliki area yang sangat luas, menyajikan pemandangan indah, berupa gugusan puncak Loser dan puncak Leuser di kejauhan.



Baca juga;


Demikian adalah informasi tentang jalur pendakian gunung Leuser, sebuah pendakian yang tidak banyak dilakukan oleh manusia, pendakian yang sangat melelahkan, pendakian paling ekstrim di Indonesia dan pendakian yang membutuhkan waktu lama.

Sumber gambar: http://armayawisata.blogspot.co.id


EmoticonEmoticon