Jumat, 05 Januari 2018

2 Jalur Pendakian Gunung Argopuro, Bremi dan Baderan

Beberapa gunung di Indonesia menyandang bermacam predikat, di antaranya adalah gunung paling angker, gunung paling indah, gunung paling dingin, gunung paling ekstrim atau gunung paling tinggi. Termasuk gunung Argopuro ia menyandang predikat sebagai gunung dengan jalur pendakian paling panjang se-tanah Jawa.

Bisa dibayangkan, bila gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa, rata-rata pendaki hanya menghabiskan 3 hari 2 malam untuk menjamahinya, maka untuk menjamahi gunung Argopuro, rata-rata pendaki membutuhkan 4 hari untuk menaiki dan menuruni gunung ini. Bagi kamu yang pernah melakukannya, pasti sudah tahu bila gunung Argopuro memang memiliki track panjang di dalamnya.

Sejarah Penamaan Gunung Argopuro

Menurut bahasa daerah, 'argo' memiliki makna gunung dan 'puro' bermakna pura atau keraton. Nama ini menggambarkan terdapatnya kompleks candi atau pura di sepanjang semenanjung kawasan gunung Argopuro. Bahkan saat berada di puncaknya, kamu bisa melihat reruntuhan atau puing-puing bekas sebuah kerajaan. hal ini tidak terlepas dari mitos dan misteri yang telah saya rangkum dalam tulisan yang berjudul sejuta misteri gunung Argopuro.

Letak Gunung Argopuro

Gunung Argopuro terletak di Provinsi Jawa Timur, meliputi 5 wilayah kabupaten, di antaranya adalah Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Jember, Probolinggo dan Kabupaten Lumajang, masuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Datarang Tinggi Hyang, diapit oleh dua gunung populer, yaitu gunung Raung dan gunung Semeru.


2 Jalur Pendakian Gunung Argopuro, Bremi dan Baderan

Untuk mencapai puncak gunung Argopuro, ada dua jalur pendakian yang bisa kita lewati, yaitu jalur Bremi di Kabupaten Probolinggo dan jalur Baderan di Kabupaten Situbondo. Untuk mendapatkan pengalaman yang lengkap, para pendaki biasanya memakai jalur Baderan untuk naik gunung dan jalur Bremi untuk menuruninya. Hal ini dilakukan karena mengingat bahwa jalur Bremi lebih sadis ketimbang jalur Baderan.

Sementara, informasi tentang ke-2 jalur tersebut sudah saya rangkum dalam tulisan yang akan segera kamu baca. Berikut di bawah ini.


Jalur Pendakian Gunung Argopuro Via Baderan

Rute Perjalanan

Dari Jakarta, maka tujuan awal kita adalah Terminal Probolinggo, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan minibus menuju Besuki, selanjutnya adalah menuju basecamp dengan menggunakan jasa tukang ojek.

Perizinan

Sebelum memulai pendakian, maka kamu diwajibkan untuk melapor, serta mendaftarkan diri, di kantor Perhutani atau kantor Polisi Sektor Sumber Malang. Tarif pendakian di gunung Argopuro dihitung per hari. Setelah melakukan perizinan, maka kamu sudah siap untuk melakukan perjalanan menuju puncak gunung Argopuro.


Jalur Pendakian

Basecamp - Mata Air ll

Beranjak dari basecamp, perjalanan dimulai dengan menuruni jalanan beraspal, selepasnya, maka track akan menanjak dengan medan tanah setapak. Pemandangan masih terbuka, memperlihatkan barisan pegunungan yang indah nan luas. Atau, kamu dapat naik ojek menuju pintu rimba, dengan tarif Rp. 30 ribu.

Sesaat setelah memasuki hutan, jalanan akan menanjak, jalur akan menyempit, hingga akhirnya bertemu dengan papan bertuliskan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Hyang. Selepasnya, vegetasi akan sedikit terbuka, jalanan akan terasa lebih landai.

Sesampainya di pos Mata Air ll, kamu dapat memanfaatkan area yang cukup luas untuk beristirahat dan sumber air berupa aliran sungai untuk mengisi kembali persediaan minum.

Mata Air ll - Cikasur

Selepas pos Mata Air ll, jalur pendakian akan memasuki hutan yang rapat, vegetasi tertutup, kemudian akan menyebrangi sebuah padang rumput  yang dihiasi oleh tumbuhnya bunga Lavender, yang kemudian akan memasuki hutan kembali, sebelum akhirnya sampai di pos Cikasur yang merupakan padang Savana luas.

Perjalanan dari pos Mata Air ll menuju pos Cikasur merupakan perjalanan yang panjang dan menguras tenaga. Serta saat kamu memasuki hutan, terkadang ada segerombolan kera hitam yang menampakan diri mereka sambil bergelantungan di dahan-dahan pepohonan.

Saat mendekati pos Cikasur, maka kamu akan menuruni sebuah tebing dan menyebrangi aliran sungai. Dahulu, di jaman penjajahan Belanda, pos Cikasur merupakan tempat penerbangan pesawat pemasok makanan bagi para tentara Belanda. Bila kamu pernah membaca sejarah gunung Argopuro, maka kamu tahu betapa mengerikannya sejarah di Cikasur ini.

Saat ini, pos Cikasur merupakan tempat ideal untuk mendirikan tenda, beristirahat pada malam pertama pendakian. Sebab, di sini areanya sangat luas, pemandangan yang disajikan sangat indah, tersedia makanan gratis berupa selada air dan terdapat sumber air yang melimpah ruah.

Cikasur - Cisentor

Setelah bermalam di pos Cikasur, perjalanan dilanjutkan dengan melewati 3 bukit, menaiki dan menuruninya, memasuki hutan yang tidak terlalu rapat. Saat melintasi bukit terakhir, kamu akan masuk ke dalam hutan bekas terbakar, pepohonannya berwarna hitam dan rawan tumbang.

Mendekati pos Cisentor, maka track akan menurun, menyusuri lereng gunung, dimana sebelah kanan jalur merupakan jurang yang menganga, kemudian akan menyebrangi aliran sungai dan sampailah kita di pos Cisentor, sebuah area yang cukup luas untuk mendirikan tenda, terdapat sebuah shelter kecil dan terdapat sumber air.

Cisentor - Rawa Emblik

Selepas pos Cisentor, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi padang savana dan padang edelweis yang sangat anggun nan indah, kemudian menyebrangi sungai yang kering di musim kemarau dan ada aliran air saat musim penghujan. Medan berupa tanah setapak, setelah menyusuri punggungan sebuah bukit, maka kamu akan sampai di pos Rawa Emblik.

Pos Rawa Emblik sendiri merupakan area tanah datar yang cukup luas, mungkin mampu menampung 4-5 tenda. Di sini sangat ideal untuk dijadikan tempat istirahat ataupun nge-camp. Sebab, kamu dapat menemukan sumber air untuk mengisi perbekalan air atau keperluan memasak.

Rawa Emblik - Puncak

Beranjak dari Rawa Emblik, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri padang rumput yang cukup luas, vegetasi terbuka, meski masih terlihat jajaran pepohonan, bunga edelweis kadang menyapa dari pinggiran track, lintasan berupa punggungan bukit, selanjutnya akan menyebrangi sungai kering.

Sekeluarnya dari punggungan bukit, maka kamu akan sampai di sebuah padang rumput yang cukup luas, ditumbuhi bunga lavender yang tidak terlalu tinggi. Pemandangan di padang rumput tersebut sangatlah indah nan luas, di sebelah kiri terdapat puncak Argopuro (30 menit) dan di sebelah kanan terdapat puncak Rengganis (15 menit).

Melanjutkan perjalanan, maka lintasan akan menurun, sekitar 15 menit maka kamu akan sampai di Puncak Arca, di sana kamu dapat menyaksikan puing-puing reruntuhan bangunan yang sudah tertutup rerumputan.

Puncak - Danau Taman Hidup

Selanjutnya, bila hendak turun gunung menggunakan jalur Bremi, maka kamu dapat mengunjungi Danau Taman Hidup terlebih dahulu, menyajikan pemandangan yang sangat indah, berupa sebuah danau yang sering tertutup kabut.


Jalur Pendakian Gunung Argopuro Via Bremi

Rute Perjalanan

Dari Jakarta, kamu dapat menggunakan bus jurusan Terminal Probolinggo, kemudian dilanjutkan dengan naik minibus menuju Bremi, atau bila menggunakan kereta api, kamu dapat memulai perjalanan dari Statsiun di Jakarta (Gambir atau Pasar Minggu) menuju statsiun Malang, kemudian dilanjutkan menuju Statsiun Probolinggo, sesampainya di Statsiun Probolinggo, lanjutkan perjalanan menuju Bremi dengan mengginakan bus.

Perizinan

Mengurus perizinan bisa dilakukan di polsek Bremi yang sekaligus menjadi basecamp pendakian.


jalur pendakian

Basecamp - Danau Taman Hidup (4 jam)

Beranjak dari basecamp, maka perjalanan akan menyusuri jalan beraspal yang disambung dengan tanah setapak, pemandangan berupa perkampungan warga, memasuki hutan pepohonan Balsa yang cukup rapat, kemudian vegetasi kembali terbuka, pepohonan berganti menjadi semak belukar yang cukup tinggi. Berhati-hatilah saat melewati lintasan ini, karena tempat ini merupakan habitat bagi para pacet (lintah).

Danau Taman Hidup - Hutan Lumut (30 menit)

Selepas Danau Taman Hidup, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri sungai kecil yang merupakan penyimpanan air bagi hutan Argopuro.

Hutan Lumut - Cemara Lima (2 jam)

Menuju pos Cemara Lima, kamu akan melewati sebuah bukit, menaiki dan menuruninya, hingga akhirnya sampai di pos Cemara Lima, sebuah area yang cukup luas, didominasi oleh pepohonan pinus.

Cemara Lima - Angkene (3 jam)

Perjalanan selanjutnya adalah menyuri jalur sempit yang diapit oleh ilalang tinggi, sekitar 2 meter. Berhatilah-hatilah pada jalanan yang licin, sabetan ilalang yang kadang tajam dan kehadiran segerombolan pacet.

Angkene - Cisentor (2 jam)

Perjalanan menuju pos Cisentor akan membawamu kepada sebuah savana dan sabana. Hingga akhirnya sampai di pos Cisentor yang merupakan titik temu antara jalur Baderan dan jalur Bremi. Pos satu ini ditandai dengan adanya shelter kecil yang bisa dimanfaatkan untuk sekedar berteduh.

Cisentor - Puncak

Karena jalur dari pos Cisentor sama saja dengan jalur Bremi, maka kali ini saya tidak akan menuliskannya dengan panjang lebar. Perjalanan dari pos Cisentor menuju puncak akan memakan waktu sekitar 3 jam.


Puncak Gunung Argopuro

Gunung Argopuro memiliki 3 puncak, yaitu puncak Rengganis (2.980 mdpl), puncak Arca dan puncak Argopuro (puncak tertinggi, setinggi 3.088 mdpl). Setiap puncak memiliki keunikannya masing-masing dan tidak akan membuatmu menyesal saat berhasil menapakan kaki di atasnya.

Tips Pendakian Gunung Argopuro

  • Persiapkan logistik sebaik mungkin, minimal untuk keperluan 5 hari
  • Persiapkan fisik dan mental, karena jalur pendakian gunung Argopuro merupakan terpanjang di pulau Jawa
  • Usahakan untuk menggunakan jasa ojek saat beranjak dari basecamp
  • Bekali diri atau rombongan dengan ilmu navigasi dasar, karena di beberapa titik, jalur tidak terlihat begitu jelas
  • Untuk menghindari resiko tersesat, dirikanlah tenda sebelum hari menjadi gelap
  • Jagalah kelestarian alam di gunung Argopuro

Demikian adalah informasi tentang jalur pendakian gunung Argopuro, baik via Bremi atau via Baderan. Semoga bermanfaat dan salam lestari.


EmoticonEmoticon