sumber gambar: https://nessyoctavia.wordpress.com |
Kota Pagaralam sendiri dikenal sebagai penghasil kopi robusta terbaik di Indonesia, memiliki pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, dihiasi oleh hamparan kebun teh dan beberapa air terjun, menjadikan Kota Pagaralam sebagai kota wisata alam favorit.
Tentu saja, keberadaan gunung Dempo di kota Pagaralam membuatnya semakin cantik dan menjadi daya tarik bagi wisatawan alam, khususnya bagi para pendaki gunung. Sepanjang tahun, gunung Dempo tidak pernah sepi dari jamahan manusia.
Sejarah Letusan dan 5 Misteri Gunung Dempo
Seperti halnya gunung-gunung lain di Indonesia, gunung Dempo pun memiliki sejarah dan misteri di dalamnya. Nah, dalam tulisan yang sedang kamu baca saat ini, kita akan menelusuri sejarah dan misteri gunung Dempo (jalur pendakiannya akan kita bahas dalam tulisan selanjutnya).
Sejarah Letusan Gunung Dempo
Tahun 1818
Letusan pertama yang tercatat oleh sejarah, yakni pada tahun 1818, namun catatan tentang tanggal kejadian tidak bisa dipastikan. Letusan ini menyebabkan puncak gunung Dempo menjadi gundul dan sebagian besar hutan habis terbakar.
Tahun 1839
Tidak lama berselang, kembali terjadi letusan, yakni pada tahun 1839. Sebagian masyarakat menggambarkan terdengarnya suara gemuruh yang cukup keras dan api terlihat menyala di atas puncaknya. Mengakibatkan kerusakan pada hutan, entah itu terbakar atau tumbangnya pohon-pohon besar di sana.
1 Januari 1853
Letusan selanjutnya tidak terlalu berbahaya dan tidak terlalu besar, tidak banyak keterangan tentang letusan satu ini.
18 Mei 1879
Masyarakat sekitar mendengar gemuruh letusan selama 10 menit dan terlihat gunung Dempo mengeluarkan kepulan awan hitam dari puncaknya.
Tahun 1880
Pada bulan Mei 1880, gunung Dempo kembali memperlihatkan keaktifan laharnya, ia meletus dengan sekala sedang.
16 Februari 1881
Satu tahun berikutnya, seakan ingin memperlihatkan bahwa ia merupakan gunung berapi yang sangat aktif, gunung Dempo kembali meletus, mengakibatkan gempa di kawasan sekitarnya, memperdengarkan suara gemuruh dan menyemburkan asap dari puncaknya.
Juli 1884
Sepanjang bulan Juli di tahun 1884, gunung Dempo sering terlihat menyemburkan gumpalan asap dari kawahnya, sesekali terdengar dentuman yang sangat keras dari gunung berapi tersebut.
Tahun 1895
Pada bulan Juli, gunung Dempo mengeluarkan kepulan asap dan menghujani kawasan di sekitarnya dengan abu vulkanik. Sementara di tahun yang sama, pada bulan September, ia kembali aktif, mengepulkan asap, menghujani abu dan mengalirkan lumpur panas. Pada letusan ini, terdengar satu kali dentuman yang keras.
26-27 Oktober 1900
Memperdengarkan suara dentuman yang amat keras dan mengepulkan asap yang sangat tinggi.
Tahun 1905
Perut gunung Dempo seperti sedang bergejolak, kala itu kawahnya sering sekali menyemburkan air panas hingga mencapai ketinggian 12 meter.
16-17 Februari 1908
Gunung Dempo mengalirkan lumpur panas ke sungai Betung dan menghujani kawasan sekitarnya dengan abu.
Tahun 1921
Menurut Stehn, seorang ahli geologi, gunung Dempo mengeluarkan uap panas dari perutnya, hal ini mengakibatkan naiknya permukaan air di kawah gunung Dempo. Kejadian ini sama percis dengan kegiatan vulkanis di gunung Krakatau.
19 Mei 1922
Terjadi letusan kecil selama 1 menit, kepulan uap terlihat mengepul dari kawahnya.
April 1926
Sering terdengar suara gaduh dari arah gunung Dempo, seperti air yang sedang dituangkan ke lantai dan bebetuan yang sedang dilemparkan.
Tahun 1934
Pada bulan Januari, Februari dan bulan April, terjadi hujan abu di kawasan sekitar gunung Dempo, hujan abu yang berturut-turut tersebut menyebabkan kerusakan pada kebun teh Ampak, rusak dan kering.
Tahun 1936
Pada tanggal 26 November 1936, terdengar suara gemuruh dari arah gunung Dempo, sebanyak 3 kali. Selanjutnya, gunung tersebut meluncurkan hujan abu dan belerang, sekitar 30 menit lamanya, serta mengalirkan lumpur ke sebelah barat laut darinya.
Juli 1939
Pada tanggal 25 Juli, terjadi letusan yang cukup hebat, sekitar 15 menit lamanya, gunung Dempo menyemburkan gumpalan hitam berupa lumpur panas, menyebabkan hujan lumpur di kawasan sekitarnya. Kebun teh Gunung Dempo menjadi pihak yang paling dirugikan oleh letusan ini.
Tahun 1940
30 Januari: Diawali dengan beberapa kali suara dentuman dan gemuruh, kemudian gunung Dempo mengalirkan lumpur bercampur belerang ke kawasan-kawasan sekitarnya, merusak ladang sawah, ladang kopi dan perkebunan milik masyarakat sekitar, di beberapa tempat, endapan lumpur mencapai tinggi 50cm.
4 Februari: seorang peneliti bernama Stehn melakukan pendakian di gunung Dempo, ia menuturkan bahwa semakin ke atas, maka endapan abu semakin tebal, terlihat hutan yang rusak dan pepohonan yang terbakar serta tumbang.
7 Februari: gunung Dempo mengeluarkan suara gemuruh sebanyak 2 kali.
8 Februari: pada pagi harinya, terlihat gumpalan asap di atas gunung Dempo dan pada malam harinya terjadi gempa, serta turunnya hujan abu.
12 Februari: Seakan tidak puas, gunung Dempo kembali bereaksi, kali ini ia mengeluarkan kepulan asap yang tak terlalu padat.
Tahun 1974
Kawah gunung Dempo menyemburkan belerang
21 Mei 2009
Selama 5 menit, gunung Dempo mengalami letusan freatik, terasa gempa di kawasan sekitarnya.
Tahun 2015
Pada tanggal 30 April, badan PVMBG mengeluarkan laporan tentang peningkatan status gunung Dempo menjadi waspada, warga dilarang mendekatinya dengan radius 1km. Kemudian pada tanggal 15 September, masyarakat Pagaralam panik karena melihat kepulan asap yang sangat pekat, seakan puncak gunung Dempo sedang terbakar hebat.
April 2017
Gunung Dempo kembali bereaksi, ia meletus dengan sekala kecil, mengakibatkan terjadinya hujan abu di kawasan sekitarnya. Namun tentu saja hal ini mengakibatkan kepanikan bagi masyarakat Pagaralam, mengingat perkampungan mereka sangat dekat jaraknya dengan gunung Dempo.
Ya, ada letusan jam 5 sore tadi, mengeluarkan abu vulkanik, karena kondisinya berkabut, abunya jadi tidak terlalu terlihat, ujar Mulyadi, Kepala Pos Pemantau Gunung Api Dempo Pagaralam
5 Misteri Gunung Dempo
1. Siluman Harimau di Gunung Dempo
Menurut penuturan warga sekitar, sebagian dari mereka percaya bahwa kawasan gunung Dempo dijaga atau dinaungi oleh sosok makhluk ghaib yang wujudnya menyerupai harimau, namun kadang terlihat juga seperti manusia pada umumnya, berubah-ubah. Bahkan mereka memainkan tarian Ulu yang bernuansa magis untuk menghormati sosok tersebut.
2. Suara Adzan Mampu Mengusir Kabut Tebal di Gunung Dempo
Keajaiban suara adzan sudah menjadi hal yang lumrah bagi para pendaki gunung Dempo. Pasalnya, banyak para pendaki yang telah membuktikannya, saat kabut tebal menghalangi jarak pandang, mereka mengumandangkan adzan dan seketika kabut tebal itu menguap, hilang.
3. Keberadaan Pohon yang Memiliki Kayu Panjang Umur
Salah satu karya tuhan yang berada di gunung Dempo adalah hutan pohon kayu panjang umur, bila kamu cermati, pohon-pohon itu seakan ditanam secara sengaja, jaraknya dari pohon ke pohon sangat tertata rapih dan memiliki tinggi yang sama, kurang dari 2 meter.
Namun sangat disayangkan, karena sering diburu oleh para pendaki untuk dijadikan kayu bakar, pohon kayu panjang umur dinyatakan hampir punah di kawasan gunung Dempo. Ingat!, saat menjamahinya, kamu tidak boleh menjadi salah satu penyebab punahnya pohon kayu panjang umur.
4. Penemuan Benda-Benda Purbakala di Kawasan Gunung Dempo
Sejak 20 tahun terakhir, banyak sekali benda-benda peninggalan bersejarah yang ditemukan di sekitar kawasan gunung Dempo, khususnya di Kota Pagaralam dan Lahat. Benda-benda tersebut di antaranya adalah emas murni, benda semacam simbol kerajaan dll.
Karena penemuan-penemuan inilah, seorang sejarawan bernama Sripo Sutrisman Dinah mendesak pemerintah agar melakukan penelitian besar-besaran di kawasan sekitar gunung Dempo. Hal ini untuk menggali lebih dalam sejarah yang tersimpan di kawasan tersebut. Bisa saja peradaban Nusantara dimulai dari tanah Pagaralam.
Pertama, soal identitas bangsa. Selama ini banyak sejarawan membangun teori bangsa di Nusantara berasal dari utara atau dari daerah lain. Tetapi adanya artefak bernilai tinggi dari masa prasejarah di sekitar Gunung Dempo, membuka peluang pengungkapan identitas kita sebenarnya. Jangan-jangan kebudayaan yang tersebar di Asia ini berasal dari Nusantara, ujar Sripo Sutrisman Dinah
5. Dahulu, Kawasan Gunung Dempo Dihuni Oleh Suku Pemberani Bernama Besemah
Suku ini merupakan keturunan dari raja Majapahit, dari anaknya yang bernama Atung Bungsu. Dikenal sangat gigih saat melakukan perlawanan kepada penjajah, baik Belanda ataupun Jepang. Para penjajah menjuluki mereka dengan sebutan 'orang-orang liar'.
Sahabat pendaki, demikian adalah informasi tentang sejarah letusan dan misteri gunung Dempo yang bisa saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasanmu tentang gunung-gunung di Indonesia.
Salam lestari!
EmoticonEmoticon