Rabu, 17 Januari 2018

Pendakian Gunung Batur, Estimasi Waktu dan Tips Pendakian

pendakian gunung batur

Gunung Batur merupakan salah satu keindahan alam yang terletak di Bali, ia memberitahu kita bahwa Bali bukan hanya pantai atau dunia malam yang glamour saja, tapi Bali juga adalah tempat asik bagi para perindu ketinggian, pecandu mdpl atau para pendaki gunung. Letak gunung Batur sendiri berada di kawasan Kintanmani, Kabupaten Bangli, pulau Bali bagian tengah (tidak memiliki pantai).



Meski tergolong gunung yang rendah, setinggi 1.717 mdpl, namun keindahan alam yang tersimpan di dalamnya, membuat gunung Batur terasa istimewa dan populer di kalangan para pendaki gunung.


Pendakian Gunung Batur, Estimasi Waktu dan Tips Pendakian

Pada umumnya, para pendaki membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk sampai di puncak gunung Batur, jalur yang dilalui didominasi oleh track yang menanjak. Meskipun sebagian besar penulis menyebut bahwa gunung Batur sangat mudah didaki, sangat cocok untuk para pendaki pemula. Namun saya sedikit berbeda, nyatanya track di sepanjang lintasan dapat membuatmu ngos-ngosan.

Namun setelah mencapai puncaknya, semua kelelahanmu akan terbayar lunas, pemandangan merona akan menghapus segala keluh kesahmu ketika berhadapan dengan tanjakan-tanjakan sadis. Matamu akan disuguhi oleh penampakan gunung Abang dan gunung Semeru di kejauhan, serta pemandangan danau Batur yang sangat luas, membentuk bulan sabit. Belum lagi samudera awan yang akan kamu saksikan apabila cuaca sedang mendukung.

Basecamp dan Perizinan



Pintu gerbang pendakian gunung Batur berada di Pura Jati Luhur, Bangli. Sementara untuk biaya masuk , setiap pengunjung akan dikenai biaya sekitar Rp. 15.000 dan untuk sewa guide, setiap rombongan akan dikenai tarif sekitar Rp. 500.000.-


Tips Pendakian Gunung Batur

1. Waktu Terbaik Untuk Menjelajahi Gunung Batur

Waktu terbaik untuk melakukan pendakian di gunung Batur adalah di musim kemarau. Sebab apabila mendaki di musim hujan, track akan sangat licin nan terjal. Pada umumnya para pendaki mengawali pendakian pada pukul 03:00. Hal ini dilakukan agar tidak ketinggalan sunrise di atas puncak.

2. Persiapkan Fisikmu, Minimal Seminggu Sebelum Tanggal Pendakian

Persiapan fisik sebelum mendaki gunung adalah hal yang penting, karena track di gunung Batur cukup menguras tenaga dan cuaca yang kurang menentu dapat menurunkan kekebalan tubuhmu, sehingga beberapa penyakit ketinggian dapat mengganggu petualanganmu bila fisik tidak dalam keadaan fit.

3. Perlengkapan Mendaki Gunung

Perhatikan perengkapan pendakian yang kamu bawa, sesuaikan dengan track berbatu dan berpasir khas gunung Batur. Sebaiknya menggunakan sepatu gunung yang mumpuni, pakaian lapangan yang serba panjang dan memakai gaiter.

4. Teman Pendakian

Penting buat kamu yang merasa pendaki pemula, sebaiknya menggunakan jasa guide atau berada dalam rombongan yang tepat, minimal ada satu orang yang pernah mendaki di gunung Batur. Hal ini untuk memperkecil resiko tersesat atau hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.

5. Soal Mental

Setelah fisik, perlengkapan dan teman pendakian. Selanjutnya adalah soal mental. Bagaimana kamu melihat jalur pendakian, mudah atau gampangnya tergantung mental. Banyak para pendaki yang bermental kuat mampu mencapai puncak Jayawijaya dan banyak para pendaki yang mentalnya kurang kuat tidak mampu mencapai puncak gunung Batur.

6. Utamakan Keselamatan

Dalam setiap pendakian, puncak hanyalah bonus, sedangkan tujuan utamanya adalah pulang dengan selamat. Oleh karenanya, bila kondisi tidak memungkinkan, seperti teman yang sakit atau cuaca yang buruk, sebaiknya tidak memaksakan kehendak untuk sampai di puncak, toh puncak tidak akan lari kemana.



Demikian adalah informasi tentang pendakian gunung Batur, sebuah gunung yang memberitahu kita bahwa Bali memiliki keindahan alam di atas ketinggian, tidak hanya tersimpan di bawah lautan. Semoga bermanfaat dan salam lestari.

Jumat, 12 Januari 2018

Sejarah Gunung Batur dalam Kisah Legenda Pulau Bali

Gunung Batur merupakan sebuah gunung yang terletak di kawasan Kintanmani, Kabupaten Bangli, pulau Bali. Ia memiliki puncak dengan ketinggian 1.717 mdpl, menempati urutan ke-2 dalam barisan gunung tertinggi di pulau Bali, setelah gunung Agung yang menempati urutan pertama.

Gunung Batur juga merupakan gunung berapi aktif, hal ini ditandai dengan keberadaan kaldera besar di atas puncaknya. Letusan terakhirnya terjadi pada tahun 2000, sedangkan letusannya yang paling dahsyat terjadi pada bulan Agustus-September 1926. Letusan ini mampu menghancurkan Desa Batur, beserta Pura Ulun.


Sejarah Gunung Batur dalam Kisah Legenda Pulau Bali

Sebagaimana gunung-gunung di Indonesia lainnya, gunung Batur pun memiliki sejarah dalam kisah legenda yang tersebar di masyarakat sekitarnya.

Ada beberapa versi tentang kisah gunung Batur di pulau Bali, namun dalam tulisan kali ini, saya hanya akan menceritakan 2 kisah yang paling populer, yaitu tentang gunung Batur yang berhubungan dengan para Dewa dan kisah tentang Kebo Iwa. Berikut di bawah ini.

Kisah 1: Kosmology Gunung Batur: Sebagai Paku Pulau Bali

Pada suatu masa, saat pulau Bali masih sunyi tak berpenduduk, mengapung di tengah samudera yang luas. Kala itu, pulau Bali hanya memiliki 4 gunung saja. Di antaranya adalah.


  • Gunung Karu di sebelah barat
  • Gunung Andakasa di sebelah selatan
  • Gunung Beratan di sebelah utara
  • Gunung Lempuyang di sebelah timur

Sejatinya 4 gunung tersebut belum mampu memaku pulau Bali, sehingga masih belum stabil dan mengambang di atas samudera luas. Kemudian hal ini diketahui oleh para Dewa yang bernaung di gunung Semeru. Sekedar informasi, sampai saat ini masyarakat Bali percaya bahwa gunung Semeru merupakan Pura utama.

Baca juga: sejarah gunung Semeru dan puncak Mahameru

Setelah melakukan sidang, kemudian para dewa mengutus Dewa Naga Besukih, Dewa Naga Tatsaka , Dewa Ananta Boga dan Dewa Benawang Nala untuk memindahkan puncak gunung Semeru ke pulau Bali.

Dalam pemindahan ini, Dewa Benawang Nala berperan sebagai alas puncak Semeru, Dewa Naga Tatsaka dan Dewa Naga Besukih berperan sebagai pengikat, sementara Dewa Ananta Boga berperan sebagai pengangkut yang menerbangkan puncak gunung Semeru.

Setelah sampai di pulau Bali, kemudian puncak gunung Semeru dibagi menjadi 2, satu bagian menjadi gunung Agung dan bagian lainnya menjadi gunung Batur. Setelah diletakannya 2 gunung ini, kemudian pulau Bali tidak mengambang lagi, terpaku oleh gunung Agung dan gunung Batur.

Pada saat ini, masyarakat Bali percaya bahwa ke-2 gunung tersebut menjadi tempat bernaungnya para Dewa penguasa alam raya (Parahyangan Purusua Peredana).

Lanjutan dari kisah di atas, setelah gunung Batur dan gunung Agung terletak di pulau Bali, kemudian Dewa Pasupati menugaskan beberapa putranya untuk menempati pulau Bali. Di antaranya adalah.


  • Dwi Linga Giri Purusa Predana
  • Tri Lingga Giri
  • Sapta Lingga Giri

Setelahnya, putra-putra Dewa Pasupati inilah yang menjadi Penyiwian, Sungsungan dan Amongan bagi Ratu Muang Kaula di pulau Bali.

Kisah 2: Kebo Iwa, Raksasa yang Tenggelam Oleh Masyarakat Bali

Pada sebuah masa, masyarakat Bali berada dalam ketakutan atas bayang-bayang Kebo Iwa, raksasa yang senang meminta makanan pada para penduduk. Bila tidak dikasih, maka Kebo Iwa akan mengamuk dan menghancurkan rumah pernduduk. Sangat menakutkan.

Celakanya, musim kemarau panjang melanda perkampungan tersebut, lumbung-lumbung penduduk mulai kosong, mereka kehabisan persimpanan makanan, sementara Kebo Iwa masih terus meminta makanan dan sering mengamuk. Sehingga hewan ternak milik penduduk menjadi sasarannya. Bahkan terkadang ia memakan manusia hidup-hidup.

Melihat masyarakatnya berada dalam ketakutan, akhirnya tetua kampung mengumpulkan masyarakat untuk berdiskusi, mencari jalan keluar dan menghancurkan Kebo Iwa. Dalam diskusi tersebut, mereka menyepakati sebuah rencana untuk menghancurkan Kebo Iwa.

Mereka akan pura-pura berdamai dengan Kebo Iwa, meminta bantuannya untuk menggali sebuah sumur besar dan menjajikan hadiah berupa makanan yang sangat banyak. Setelah mendengar hadiah yang ditawarkan oleh penduduk, akhirnya Kebo Iwa bersedia membuatkan sumur untuk para penduduk.

Karena tidak ada alat, akhirnya Kebo Iwa menggali sumur dengan tangannya sendiri, sumur yang ia buat sangat besar dan dalam. Sementara itu, para penduduk ramai-ramai mengumpulkan kapur yang sangat banyak.

Kemudian, ketika Kebo Iwa menggali sumur yang dalam, para penduduk memasukan kapur dan air ke dalam sumur tersebut, mengakibatkan Kebo Iwa merasakan kepanasan yang amat sangat. Kulitnya melepuh dan masuk dalam aluran pernapasan Kebo Iwa. Akhirnya ia mati di dalam sumur hasil galiannya.

Pada akhirnya, sumur besar hasil galian Kebo Iwa disebut dengan nama Danau Batur dan tanah hasil galiannya disebut dengan nama gunung Batur.

Baca juga;


Demikian adalah informasi tentang sejarah gunung Batur yang diambil dari 2 kisah legenda masyarakat Bali. Semoga bisa bermanfaat untukmu yang sedang mencari informasi tentang gunung Batur.

Kamis, 11 Januari 2018

Sejarah Gunung Kinabalu dari Kisah Legenda Malaysia

Gunung Kinabalu memiliki ketinggian yang mencapai 4.095 mdpl, ia merupakan gunung tertinggi di Malaysia dan menempati urutan ke-3 dalam barisan gunung tertinggi di Benua Asia, ketinggiannya masih lebih rendah, 789 meter, dibanding dengan gunung Jayawijaya yang merupakan gunung tertinggi di Indonesia.

Letak gunung Kinabalu berada di daerah Ranau, Kundasang, Kota Sabah, Malaysia bagian Barat, menempel dengan Indonesia di tanah Kalimantan, masuk dalam kawasan World Heritage UNESCO yang merupakan taman nasional pertama di Malaysia, diresmikan pada tahun 1964.

Bagi sebagian besar masyarakat Malaysia, khususnya penduduk Sabah, gunung Kinabalu merupakan bagian penting bagi diri mereka, ia adalah simbol kebanggaan, kebesaran dan semangat persatuan. Sementara, dari segi spiritual gunung Kinabalu dipercaya sebagai tempat bernaungnya roh para leluhur.

Tidak berbeda jauh dari gunung-gunung yang berada di Indonesia, gunung Kinabalu pun menyimpan berbagai kisah legenda dan misteri di dalamnya.


Sejarah Gunung Kinabalu dari Kisah Legenda Malaysia

Banyak sekali versi tentang sejarah dan kisah legenda yang berhubungan dengan gunung Kinabalu, salah satunya dan yang paling populer di kalangan masyarakat adalah kisah tentang seorang pangeran dari negeri Cina yang membunuh naga penunggu gunung Kinabalu.

Kisah Legenda Gunung Kinabalu, Sang Pangeran dari Negeri Cina

Konon pada jaman dahulu, gunung Kinabalu dijaga oleh seekor naga raksasa yang tidak ada satu orang pun dapat melawannya. Semua penduduk dunia takut untuk menjamahi gunung Kinabalu. Sementara, semua manusia sangat menginginkan mutiara berharga yang tersimpan rapih di salah satu sudut gunung Kinabalu.

Hingga pada suatu masa, seorang pangeran dari negeri Cina datang untuk merampas mutiara tersebut, setelah melakukan pertempuran yang dahsyat dan sengit, akhirnya ia berhasil menewaskan sang naga dan membawa mutiara berharga gunung Kinabalu.

Kisah tersebut terus berlanjut, saat hendak pulang ke negeri Cina, sang pangeran kemudian melihat seorang gadis cantik dari suku Kadazan (suku asli daerah Sabah). kemudian ia berhasil menikahi gadis tersebut. Namun setelah beberapa saat dari pernikahan tersebut, entah mengapa sang pangeran malah pulang ke negeri asalnya dan menelantarkan si gadis, istrinya.

Karena merasa sedih, kecewa, hancur dan patah hati, kemudian gadis Kadazan pergi ke kawasan gunung Kinabalu untuk menenangkan hatinya, namun ia malah terus-terusan menangis saat berada di gunung Kibalu. Saking lama menangis dan sering mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya, gadis Kadazan berubah menjadi batu.

Kisah di atas merupakan awal mula penamaan gunung Kinabalu. Dimana kata 'Kina' memiliki arti Cina dan 'Balu' memiliki makna Janda. Berarti gunung Kinabalu bisa diartikan sebagai 'Jandanya Pangeran Cina'.

Nama Gunung Kinabalu Bagi Suku Kadazan

Sementara, suku Kadazan memiliki versi tersendiri dalam penamaan gunung Kinabalu. Menurut mereka gunung Kinabalu juga bisa disebut dengan nama 'Aki Nabalu' yang memiliki makna 'gunung Nenek Moyang'. Hal ini menggambarkan bahwa gunung Kinabalu merupakan tempat bersemayamnya nenek moyang atau leluhur mereka.

Bentuk Naga Sang Penunggu Gunung Kinabalu

Satu versi mengatakan bahwa naga yang dahulu menjaga mutiara di gunung Kinabalu memiliki bentuk rakasasa, berbadan besar, berlehar dan berekor panjang. Kulitnya seperti sirip ikan, berkilauan.

Sementara versi lainnya menyebutkan bahwa bentuk naga tersebut mirip dengan ular tedung, namun memiliki kepala yang besar.

Baca juga;



[Info Tambahan] Nama-Nama Puncak Gunung Kinabalu

  • Puncak Tunku Abdul Rahman (Tunku Abdul Rahman Peak)
  • Puncak Raja Edward (King Edward Peak)
  • Puncak Telinga Keldai (Donkey Ears Peak)
  • Puncak Kakak Buruk (Ugly Sister Peak)
  • Puncak Oyayubi Iwu, 3.975 mdpl (Oyayubi Iwu Peak)
  • Puncak St. John's, 4.090 mdpl (St. John's Peak)
  • Puncak Low's, 4.095 mdpl (Low's Peak)

Demikian adalah sejarah gunung Kinabalu yang diambil dari kisah legenda Malaysia. Semoga dapat membantumu dalam mencari informasi tentang gunung Kinabalu.

Rabu, 10 Januari 2018

2 Jalur Pendakian Gunung Wilis (Via Kediri dan Via Bajulan)

Gunung Wilis merupakan gunung berapi yang sedang beristirahat (dahulu aktif, sekarang tidak aktif dan memiliki kemungkinan untuk aktif kembali di waktu mendatang). Ia terletak di Provinsi Jawa Timur, tepatnya berada di atas kawasan 6 kabupaten, di antaranya adalah Kabupaten Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, Tulungagung dan Kabupaten Kediri.

Gunung Wilis memiliki puncak dengan ketinggian 2.169 mdpl. Ia dikenal sebagai gunung yang masih perawan dari jamahan para pendaki, hutannya masih asri, jalur pendakian masih bersih dari sampah yang biasa ditemukan di gunung-gunung populer Indonesia, hasil ulah tangan jahil sebagian para pendaki yang tidak tahu aturan.

Meski sepi dari serbuan para pengunjung, sejatinya gunung Wilis memiliki potensi pariwisata yang amat luar biasa, hal ini digambarkan dari pemandangan alamnya yang sangat merona dan keberadaan dua air terjun yang megah, di antaranya adalah air terjun Dholo dan air terjun Ironggolo.


Jalur Pendakian Gunung Wilis

Bila kamu berniat menggapai puncak gunung Wilis dan menikmati sajian alam yang disuguhkannya, setidaknya ada 5 jalur pendakian yang bisa kamu pilih, di antaranya adalah;


  • Jalur via Sedudu, dari arah utara (Kabupaten Nganjuk)
  • Jalur via Bajulan, dari arah utara (Kabupaten Nganjuk)
  • Jalur Via Candi Penampihan, dari arah selatan (Kabupaten Tulungagung)
  • Jalur via Mojo, dari arah timur (Kabupaten Kediri)
  • Jalur via Kare, dari arah barat (Kabupaten Madiun)

Sementara jalur pendakian yang paling populer dan memiliki medan yang memadai adalah jalur via Mojo dan jalur via Bajulan saja. Oleh karenanya, dalam tulisan ini, kita hanya akan mengulas dua jalur tersebut, uraiannya adalah berikut di bawah ini.


1. Jalur Pendakian Gunung Wilis Via Kediri

Pintu pendakian gunung Wilis via Kediri berada di dusun Besuki, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Untuk menuju ke sana, kamu bisa menggunakan Google Maps dengan kata kunci 'air terjun Dolo'. Sebab, pintu masuknya berada tidak jauh dari air terjun tersebut.

Beberapa meter sebelum air terjun, kamu akan menemukan sebuah pos dan tempat parkir kendaraan, di sanalah kamu dapat menitipkan kendaraanmu, kemudian bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju pintu pendakian.

Karena pendakian gunung Wilis via via Mojo bukanlah jalur resmi, maka di sini kamu tidak akan menemukan papan petunjuk satu pun. Untuk memulai pendakian, kamu bisa bertanya pada penduduk setempat, baik informasi tentang jalur atau keadaan cuaca di gunung Wilis.

Pintu Pendakian - Pos 1

Perjalanan diawali dengan melintasi jalanan beraspal, sekitar 20 meter, sebelum sampai di belokan, kamu akan melihat sebuah jalan setapak, sedikit miring, memasuki hutan, maka jalan tersebut merupakan track yang akan membawamu kepada puncak gunung Wilis.

Setelah memasuki hutan, perjalanan akan melintasi medan yang didominasi oleh tanah setapak, sedikit menanjakan dan kemudian landai. Karena jalur ini jarang sekali dilalui oleh para pendaki, kemungkinan besar, semak belukar yang tinggi sudah mengapit jalur pendakian, bahkan sedikit menutupinya.

Setelah berjalan sekitar 60 menit, maka kamu akan sampai di pos 1, sebuah tempat yang tidak terlalu luas dan memiliki pemandangan yang cukup tertutup, sangat enak untuk dijadikan tempat beristirahat, sekedar menghela nafas.

Pos 1 - Area Camp

Setelah melewati pos 1, perjalanan akan melintasi punggungan gunung, memiliki jalanan yang sempit, terdapat jurang di sebelah kiri dan dibatasi oleh tebing di sebelah kanan. Saat berjalan menyusurinya, kamu dapat mendengar suara gemuruh air terjun Dolo. Bahkan jika cuaca sedang cerah, kamu dapat melihatnya dari sela-sela rerumputan.

Setelah berjalan sekitar 60 menit dari pos 1, kamu akan sampai di area tanah datar terakhir, cukup luas, dapat menampung hingga 5 tenda, 20 menit berjalan turun dari sana, kamu dapat menemukan sumber air. Biasanya para pendaki menjadikan tempat ini sebagai tempat bertenda, sebelum melakukan summit attack di pagi harinya.

Area Camp - Puncak Gunung Wilis

Beranjak dari area camp, track akan menanjak drastis, meperlihatkan wajah sadisnya, tidak ada bonus sedikit pun, medan dipenuhi oleh rerumputan yang kadang menutupi jalan. Untuk sampai di puncak, kamu dan rombongan membutuhkan waktu sekitar 5 jam perjalanan.

Gunung Wilis memiliki beberapa puncak, salah satunya adalah puncak 17 yang merupakan paling populer di antara puncak lainnya.

Estimasi Waktu Pendakian Gunung Wilis Via Kediri

Pintu pendakian - Pos 1: 1 jam
Pos 1 - Area Camp: 1 jam
Area Camp - Puncak: 5 jam

Tips Pendakian

  • Berhati-hatilah terhadap serangan pacet (lintah), periksa tubuh setelah beristirahat
  • Sebaiknya membawa parang untuk menebas rerumputan yang menghalangi jalur
  • Sumber air terakhir terdapat di Camp Area, manfaatkan itu dengan sebaik mungkin
  • Puncak berupa gundukan tanah, berada di samping jalur sebelah kanan. Hati-hati, jangan sampai keblabasan
  • Bawalah sampah rombonganmu turun, jangan merusak keasrian gunung Wilis

2. Jalur Pendakian Gunung Wilis Via Bajulan

Jalur via Bajulan bisa dimulai dari Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, pintu pendakiannya berada tidak jauh dari tempat wisata air terjun Roro Kuning. Basecamp-nya bisa ditemukan dengan melihat plang bertuliskan 'Pos Pendakian Sakartaji'.

Basecamp - Pos Panjer

Perjalanan dari basecamp menuju pos Panjer akan melewati rumah-rumah penduduk terlebih dahulu, kemudian akan mulai memasuki hutan yang tidak terlalu rapat. Saat memasuki hutan, medan didominasi oleh tanah setapak yang mulai menanjak.

Pos Panjer - Pos Gentongan

Setelah melewati pos Panjer, track masih terasa landai, menyusuri hutan yang tidak terlalu rimbun. Perjalanan ini sangat singkat karena jarak dari Pos Panjer menuju Pos Gentongan tidak terlalu jauh. Pos Gentongan ditandai dengan sebuah rangka gubuk yang dibuat dari bambu.

Pos Gentongan - Pos Sekartaji

Selanjutnya adalah perjalanan menuju Pos Sekartaji, kamu akan melintasi track yang cukup landai, bahkan pada beberapa titik, track akan menurun. Mendekati Pos Sekartaji, kamu akan melewati sebuah savana yang dihiasi ( atau dipenuhi) oleh ilalang yang lebat.

Pos Sekartaji merupakan area camp paling favorit. Sebab, areanya cukup luas, terdapat sumber air dan menyajikan pemandangan alam yang kece parah. Dari sini terlihat penampakan beberapa gunung, di antaranya adalah gunung Semeru, gunung Welirang, gunung Arjuno, gunung Kawi dan gunung Butak.

Pos Sekartaji - Pospan

Beranjak dari Pos Sekartaji, petualangan sebenarnya baru dimulai, track mulai menunjukan wajah sadisnya, kamu harus melipir di punggungan gunung, menanjak, melelahkan dan menguras tenaga. Medan didominasi oleh tanah setapak dan jalur diapit oleh ilalang yang cukup lebat.

Pospan - Pos Cemoro Besar

Selepas Pospan, perjalanan tidak banyak berubah, track masih menanjak konstan, pemandangan masih berupa rerumputan. Sesuai namanya, Pos Cemoro Besar ditandai dengan adanya pohon cemara yang memiliki ukuran besar nan tinggi.

Pos Cemoro Besar - Puncak Limas

Menggapai puncak adalah perjalanan yang paling berat, kamu akan melewati sebuah tanjakan yang memiliki tingkat kemiringan hingga 80 derajat. Di sana sudah disediakan tali untuk membantumu saat melewatinya. Selain itu, perjalanan akan melintasi punggungan gunung yang menanjak dan tidak ada bonus sama sekali.

Puncak Limas

Limas merupakan salah satu puncak gunung Wilis yang bisa digapai melalui jalur Bajulan, berada di ketinggian 2.300 mdpl, ditandai dengan sebuah tugu. Namun sayang, pemandangan di puncak Limas tertutup oleh pepohonan karena di sini masih merupakan kawasan hutan.

Estimasi Waktu Pendakian Gunung Wilis Via Bajulan

Basecamp - Pos Panjer: 90 menit
Pos Panjer - Pos Gentongan: 30 menit
Pos Gentongan - Pos Sekartaji: 40 menit
Pos Sekartaji - Pospan: 90 menit
Pospan - Cemoro Besar: 15 menit
Cemoro Besar - Puncak Limas: 60 menit

Tips Pendakian

  • Sebaiknya tidak melakukan pendakian di musim hujan, karena track yang berupa tanah setapak akan sangat licin
  • Sebaiknya membawa parang untuk menebas rerumputan yang menghalangi jalur
  • Selalu waspada pada serangan lintah
  • Area Camp paling ideal adalah di Pos Sekartaji
  • Sumber air terakhir berada di pos Sekartaji, manfaatkanlah itu dengan sebaik mungkin
  • Sangat tidak disarankan untuk melakukan pendakian menggunakan sandal, gunakanlah sepatu gunung
  • Bawalah sampah rombonganmu turun, jangan merusak keasrian gunung Wilis

Baca juga;


Demikian saya sampaikan informasi tentang 2 jalur pendakian gunung Wilis, baik via Kediri atau via Bajulan. Salam lestari dan sampai jumpa di puncak.

Selasa, 09 Januari 2018

Kisah Legenda dan Misteri Gunung Wilis

kisah legenda dan misteri gunung wilis

Gunung Wilis merupakan salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Timur, tepatnya berada di atas perbatasan antara 6 kabupaten, yaitu Kabupaten Ponorogo, Madiun, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung dan Kabupaten Kediri. Ketinggian puncaknya mencapai 2.552 mdpl.



Gunung Wilis dikenal sebagai sebuah gunung yang masih perawan, alamnya masih asri, tidak banyak pendaki yang memilih gunung Wilis untuk menghabiskan masa liburan mereka. Meski begitu, sejatinya gunung Wilis memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi, karena ia memiliki 2 air terjun yang sangat indah di dalam kawasannya, di antaranya adalah air terjun Dholo dan air terjun Ironggolo.

Banyak kalangan yang menuding aura mistis dan sakral yang pekat sebagai alasan kenapa gunung Wilis tidak begitu populer di kalangan para pendaki. Oleh sebab itu, dalam penelusuran yang saya lakukan tentang beberapa misteri gunung Wilis, saya menemukan beberapa misteri di dalamnya. Semuanya bisa kamu ketahui dalam rangkuman di bawah ini.


Kisah Legenda dan Misteri Gunung Wilis



1. Kisah Gunung Wilis Pada Jaman Dahulu

Pada masa penjajahan Belanda, Ki Ageng Ngaliman pernah mendirikan sebuah padepokan Sedepok di kawasan puncak gunung Wilis. Di sana beliau melatih para muridnya, termasuk pelatihan fisik, mental dan pelatihan sepiritual. Hal ini dilakukannya untuk melawan para penjajah Belanda yang telah mencapuri urusan kerajaan Surakarta.

2. Jendral Sudirman Pernah Berkunjung ke Gunung Wilis

Sebelum melakukan penyerangan menuju Yogyakarta, kabarnya Jendral Sudirman memakai gunung Wilis sebagai jalan untuk melakukan penyergapannya pada tanggal 11 Maret. Beliau melakukan pendakian dari Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

3. Gunung Wilis Dijaga Oleh Seekor Ular Berukuran Besar

Konon, kawasan gunung Wilis dijaga oleh seekor ular yang memiliki ukuran sangat besar, tak kepalang. Pada setiap hari, ular itu dengan rutin selalu menyusuri dan mengelilingi kawasan gunung Wilis, dari puncak hingga lerengnya. Namun, keberadaa ular tersebut tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, hanya orang-orang yang memiliki kemampuan khususlah yang dapat melihat penampakan sosok ular tersebut.

4. Keberadaan Sang Petapa di Goa Gunung Wilis

Sebuah goa ghaib terdapat di bawah puncak di sebelah barat, goa tersebut diapit oleh 2 buah air terjun. Konon, di depan goa tersebut terdapat sosok laki-laki berwajah hitam, menyerupai munyuk. Ia selalu terlihat sedang bersemedi di sepanjang waktu. Namun sama halnya dengan penampakan ular raksasa tadi, goa dan sang petapa hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu.

5. Kehadiran Sosok Putri Kerajaan Mataram di Kawasan Gunung Wilis

Beberapa penduduk setempat pernah melihat sosok putri kerajaan Mataram yang sedang berlalu lalang di kawasan gunung Wilis. Diketahuinya sebagai putri kerajaan Mataram karena pakaiannya memang menunjukan hal itu, ia menggunakan jarik dengan warna dasar coklat muda dan memiliki motif kain Klitik kuning gading. Dahulu pakaian tersebut hanya boleh digunakan oleh seorang putri dari kerajaan Mataram.

6. Pendakian Gunung Wilis

Sejatinya puncak gunung Wilis dapat digapai dari segala arah, di antaranya adalah dari sebelah timur, bisa dimulai dari Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Sebelah selatan, bisa dimulai dari Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Sebelah utara, bisa dimulai dari Kabupaten Nganjuk dan sebelah barat, pendakian bisa dimulai dari Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo.

7. Pemandangan yang Disajikan di Gunung Wilis

Mungkin kata 'aduhai' dapat sedikit menggambarkan betapa indahnya pemandangan alam yang bisa kamu temui di kawasan gunung Wilis, hutan yang masih asri, jalur pendakian yang belum dikotori sampah dan alam yang masih perawan adalah serangkaian kecil tentang gambaran gunung Wilis.



Baca juga;


Demikian adalah rangkaian informasi tentang fakta, jalur pendakian, kisah legenda dan misteri gunung Wilis. Bila kamu merasa teman-teman dekatmu butuh informasi ini, jangan sungkan untuk membagikan tulisan ini di berbagai sosial media kesayanganmu. Caranya mudah, yakni dengan menekan tombol sosmed yang telah saya siapkan di bawah tulisan ini.

Sumber gambar: https://sobatmabar.blogspot.co.id

Senin, 08 Januari 2018

Pendakian Gunung Puntang, Menggapai Puncak Mega

pendakian gunung puntang
Sumber gambar: Komunitas Semut

Mendaki gunung merupakan kegiatan outdoor yang sangat mengasikan, selain mengenal alam dari dekat, kamu pun dapat memahami kemampuan diri sendiri, mengenalnya lebih dalam lagi. Tentu saja kegiatan ini membutuhkan gunung yang akan didaki.



Nah, buat kamu yang merasa masih pemula dan bertempat tinggal di sekitaran Bandung, ada sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi, namun memiliki pemandangan alam yang sangat indah nan mempesona. Ia adalah gunung Puntang.

Sebuah gunung yang berada di Kota Banjaran, Bandung Selatan, Jawa Barat, merupakan bagian dari pegunungan Malabar yang meliputi gunung Haruman, gunung Wayang, gunung Batu dan gunung Puntang. Puncak gunung Puntang memiliki ketinggian 2.223 mdpl, sedangkan puncak Malabar memiliki ketinggian 2.343 mdpl, menempati urutan ke-7 dalam jajaran puncak tertinggi di Jawa Barat.


Pendakian Gunung Puntang, Menggapai Puncak Mega



Dalam tulisan kali ini, saya akan melaporkan informasi tentang pendakian gunung Puntang, mencapai puncak Mega (nama dari puncak gunung Puntang). Termasuk di dalamnya adalah akses jalan, lokasi pintu masuk dan kondisi jalur, berikut di bawah ini.

Rute Perjalanan Menuju Basecamp Pendakian Gunung Puntang

Bila kamu datang dari arah Jakarta, sekeluarnya dari pintu Tol Kopo, ikutilah jalan menuju Soreang terlebih dahulu, sesampainya di Soreang, ikutilah jalan menuju Banjaran. Aksesnya sangat mudah karena di pinggiran jalan raya, kita bisa menemukan plang-plang penunjuk arah, terlebih bila kamu menggunakan GPS di Google Maps.

Sementara bila datang dari arah Garut atau pintu tol Cileunyi, kamu dapat keluar dari pintu Tol Buah Batu, kemudian mengikuti jalan menuju Banjaran dan dilanjutkan menuju Pangalengan, sebelum Pangalengan, maka kamu akan menemui sebuah pertigaan, ambilah jalan sebelah kiri untuk sampai di gerbang wisata gunung Puntang yang berada setelah Taman Bogenvile.

Lokasi Basecamp



Alamat: Desa Puntang, Kecamatan Cimaung, Banjaran, Bandung Selatan Jawa Barat. Sekitar 29km dari pusat kota Bandung dan 18km dari Soreang.

Perizinan

Basecamp pendakian gunung Puntang berada di lokasi perkemahan, tiket masuk (Rp. 22.500 per orang) dan bayar parkir (Rp. 10.000) bisa dibayar saat kamu memasuki pintu gerbang bumi perkemahan gunung Puntang.

Track Pendakian

Meski ketinggian puncak gunung Puntang tidak terlalu tinggi, namun kita tidak boleh menganggapnya remeh. Di sepanjang perjalanan, kamu akan melewati beberapa tanjakan sadis, medan didominasi oleh tanah setapak. Bila melakukan pendakian di musim hujan, sudah pasti jalur pendakian akan sangat licin.

Sebelum mencapai puncak, kita akan melewati 4 pos pendakian, yang dimulai dari pos 4, kemudian pos 3,2 dan 1, terbalik dengan jalur pendakian lainnya.

Berhati-hatilah saat mendekati puncak, karena track pendakian di kawasan tersebut sangat curam, jalur diapit oleh jurang di sebelah kanan dan kiri. Serta sering turun kabut yang menghalangi jarak pandang.

Pemandangan di Sepanjang Jalur

Pemadangan di awal-awal pendakian, kamu akan melewati perkebunan milik warga setempat, kemudian disambung dengan hutan pepohonan pinus dan dilanjutkan dengan hutan hujan tropis yang cukup rapat. Saat mendekati puncak, pemandangan akan lebih terbuka, terlihat beberapa bebatuan besar yang gagah dan mengagumkan.

Tips Pendakian Gunung Puntang



  • Usahakan untuk tidak mendaki di musim hujan, karena jalur akan sangat licin dan rawan longsor
  • Masuklah kawasan gunung Puntang lewat jalur resmi agar mendapatkan informasi terkini dari pihak pengelola
  • Lengkapilah persediaan air minum sebaik mungking. Sebab, di sepanjang jalur tidak ada sumber air
  • Bila kondisi tidak memungkinkan sebaiknya langsung turun, tidak memaksakan untuk sampai di puncak

Demikian adalah informasi tentang pendakian gunung Puntang yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat dan salam lestari. Kamu juga dapat membaca 7 misteri gunung Puntang

Minggu, 07 Januari 2018

Jalur Pendakian Gunung Butak Via Panderman

jalur pendakian gunung butak via panderman

Gunung Butak merupakan sebuah gunung yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bersama gunung Kawi dan gunung Panderman, gunung Butak masuk dalam gugusan pegunungan Putri Tidur. Ketinggiannya mencapai 2.868 Mdpl, salah satu gunung favorit di kalangan para pendaki.



Bila dilihat dari arah timur (Malang), maka formasi gunung Panderman, Kawi dan gunung Butak akan membentuk seperti seorang putri yang sedang tertidur, Butak sebagai kepala, Kawi sebagai dada dan Panderman sebagai kakinya sang putri. Kamu bisa mencermatinya lewat gambar di bawah ini.

5 Jalur Pendakian Gunung Butak

Untuk mencapai puncak gunung Butak, setidak ada 5 jalur yang bisa kamu lalui, di antaranya adalah.



  • Jalur via Kencong
  • Jalur via Prici
  • Jalur via Pasarean
  • Jalur via Pracet
  • Jalur via Panderman

Sementara dalam tulisan kali ini, kamu akan mengetahui tentang jalur pendakian gunung Butak via Panderman, informasinya sudah saya siapkan di bawah ini.


Jalur Pendakian Gunung Butak Via Panderman

Akses Menuju Lokasi Basecamp

Agar lebih mudah, sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi, entah itu mobil atau motor. Namun untuk alasan keselamatan, motor matic tidak diperbolehkan naik sampai basecamp, diparkirkan di kampung bawah, selanjutnya bisa jalan kaki atau sewa ojek yang biasa mangkal di gapura 'Wisata Gunung Panderman'.

Perjalanan menuju lokasi basecamp bisa ditempuh dari alun-alun kota Blitar, kemudian ambil jalan ke arah barat hingga sampai di perempatan yang kedua, selanjutnya akan kembali bertemu dengan perempatan, ambilah jalan sebelah kanan yang merupakan gapura wisata Gunung Panderman.

Basecamp dan Perizinan

Basecamp pendakian gunung Butak via Panderman berada di Desa Dukuh Toyomerto, dilengkapi dengan bebagai fasilitas, di antaranya adalah area parkir, papan informasi, tempat istirahat dan kamar mandi. Sementara, persyaratan untuk melakukan pendakian di gunung Butak adalah dengan membayar biaya retrubusi, seharga Rp. 7.500.-


Jalur Pendakian

Pendakian menuju puncak gunung Butak, dengan melewati jalur Panderman, akan melewati 4 pos pendakian, kemudian sebuah sabana yang merupakan tempat camp ideal, pemandangan bervariasi di antaranya adalah hutan lumut, hutan hujan tropis, vegetasi terbuka dan kebun kopi miliki penduduk setempat. Berikut adalah ulasan kondisi jalur di sepanjang jalur pendakian.

Basecamp - Sabana (8 jam)

Beranjak dari basecamp, kita akan mengikuti jalan setapak yang searah dengan jalur pendakian gunung Panderman, hingga akhirnya bertemu dengan sebuah persimpangan, jalan sebelah kiri untuk menuju puncak Panderman dan jalan lurus untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung Butak. Berhati-hatilah saat melintasi awal jalur pendakian ini. Sebab, di sini terdapat banyak percabangan jalan.

Selanjutnya, petualanganmu akan dihadang oleh tanjakan PHP yang merupakan pintu rimba, mengantarkanmu memasuki hutan gunung Butak yang memiliki vegetasi tertutup dan didominasi oleh pepohonan yang diselimuti lumut. Medan di dalam hutan berupa tanah setapak, terkadang akar-akar pohon menghiasi jalur.

Dengan track yang masih landai, perjalanan menyusuri hutan akan mengantarkanmu menuju pos Capingan. Setelah melewati pos Capingan, ambillah jalur sebelah kanan untuk menuju ke Sabana dengan melintasi track yang mulai menanjak, terkadang mampu membuat paru-paru sesak dan lutut bergetar-getar.

Setelah berjalan sekitar 8 jam dari basecamp, maka kamu akan sampai di Sabana Gunung Butak, sebuah tempat yang sangat indah, memiliki area yang luas, tempat paling ideal untuk mendirikan tenda, memasak dan bermalam. Sebab, di sini kamu bisa menemukan sumber air, berupa mata air, bisa dimanfaatkan untuk mengisi kembali persediaan minum.

Sabana - Puncak Gunung Butak (1 jam)

Beranjak dari Sabana, saat melakukan summit attack menuju puncak. Biasanya, para pendaki meninggalkan tenda dan perlatan berat lainnya di Sabana, hanya membawa barang-barang penting saja ke puncak, seperti perbekalan makan, minuman dan kenangan.

Di awal perjalanan, kamu akan menemukan sebuah percabangan jalur, keduanya sama-sama akan mengantarkanmu ke puncak. Namun bedanya, jalur sebelah kanan lebih menanjak dengan jarak yang dekat dan jalur lurus lebih landai dengan jarak yang lebih panjang, sedikit memutar. Pilihan ada di tanganmu.


Puncak Gunung Butak

Setelah melewati berbagai rintangan yang cukup merepotkan, sesampainya di puncak, maka kamu akan disuguhi pemandangan alam yang sangat elok nan indah. Di arah timur terlihat gugusan puncak gunung Semeru dan di arah Barat terlihat gunung Wilis, gunung Lawu dan gunung Kelud yang melambai dari kejauhan. Penampakan sabana pun bisa kamu lihat dari puncak.

Estimasi Pendakian Gunung Butak Via Panderman

Pada umumnya, para pendaki akan menghabiskan waktu sekitar 9 jam saat mendaki ke puncak dan 4 jam saat menuruninya. Dengan catatan, perjalanan dilakukan dengan lancar, tidak ada kendala dan masalah yang berarti.

Tips Pendakian

  • Sumber air yang bisa dimanfaatkan adalah mata air yang berada di awal pendakian dan di sabana
  • Pada beberapa titik, perjalanan akan melintasi jalur sempit yang diapit oleh rerumputan dan pepohonan. Gunakanlah pakaian dan celana panjang untuk melindungimu dari gesekan dengan ranting atau dedaunan yang tajam
  • Bila melakukan pendakian di musim hujan, sebaiknya gunakan sepatu gunung yang mumpuni. Sebab, tanah setapak di sepanjang jalur akan sangat licin
  • Saat mendirikan tenda, sebaiknya tidak terlalu jauh dari sumber air, agar tidak repot saat membutuhkannya



Demikian adalah informasi tentang jalur pendakian gunung Butak via Panderman yang bisa saya sampaikan. Bila kamu merasa bahwa tulisan ini sangat bermanfaat untuk pendaki lainnya, sebaiknya bantu saya dengan membagikan tulisan ini di sosial media kesayanganmu. Caranya dengan menekan tombol sosial media yang tersedia di bawah tulisan ini.

Sumber gambar: https://batumalanghits.wordpress.com